Halo, Sobat Zenius! Sadar nggak sih, di bumi ini tuh ada sekitar 8,7 juta jenis hewan dan tumbuhan? Wah, nggak kebayang kan banyaknya? Dari jumlah sebanyak itu, ternyata baru ada 1,8 juta aja yang udah diidentifikasi, itu pun 1 jutanya merupakan serangga. Kalau elo nggak percaya, elo bisa lihat di lingkungan sekitar. Ternyata, kucing pun ada banyak jenisnya, mulai dari kucing domestik, kucing bengal, dan kucing hutan. Trus gimana cara ngebedain penyebutannya? Dalam sains, ada metode tersendiri nih biar kita bisa tahu mana kucing domestik, mana kucing bengal, dan kucing-kucing jenis lainnya. Nama metode ini adalah binomial nomenklatur. Berkat adanya binomial nomenklatur, kucing domestik jadi punya nama Felis catus. Nama ini ngebedain dia dari kucing hutan yang disebut Felis chaus, dan kucing bengal yang disebut Felis bengalensis. Sebenarnya gimana sih aturan penamaan binomial nomenklatur? Boleh nggak ya kita bikin nama ilmiah sendiri? Nah, pada artikel kali ini, elo bakal belajar soal pengertian binomial nomenklatur, tujuan, dan aturan penulisannya. Tapi sebelum itu, elo perlu belajar dulu nih tentang sistem klasifikasi dan taksonomi makhluk hidup. Yuk, simak! Kenalan Dulu Yuk, sama Klasifikasi Makhluk Hidup!Apa itu Binomial Nomenklatur?Aturan Binomial NomenklaturTujuan Binomial NomenklaturContoh Soal Kenalan Dulu Yuk, sama Klasifikasi Makhluk Hidup! Supaya kita bisa kasih nama hewan atau tumbuhan pakai metode binomial nomenklatur, terlebih dahulu elo harus ngerti dulu nih klasifikasi mereka menurut sains. Kenapa organisme yang udah kita temuin harus diklasifikasikan? Tentunya biar ada keteraturan dalam pengkategorian kehidupan, memahami hubungan kekerabatan tiap organisme, sampai menyadari peran organisme dalam ekosistem. Misal kalo dia hilang, ekosistemnya bakal terganggu. Salah satu metode klasifikasi adalah Whittaker’s Five Kingdom. Metode ini mengelompokkan makhluk hidup menurut morfologi alias ciri fisiknya ke dalam 5 kingdom Monera Organisme sel tunggal dan prokariotik, misalnya Selnya eukariot, tapi mayoritas masih dalam bentuk sel tunggal. Meskipun demikian dia punya alat gerak dan selnya lebih kompleks, misalnya Sudah multiseluler, eukariot, tapi tidak punya jaringan, semua strukturnya terdiri dari hifa/benang tumbuhan Ditandai dengan adanya hewan Punya alat gerak aktif dan merupakan organisme multiseluler. Pada perkembangannya, klasifikasi ini berubah. Sekarang, metode klasifikasi yang dipakai adalah Woese’s Three Domain System yang menggunakan kode genetik atau biasa disebut filogenetik. Metode ini membagi organisme menjadi 3 domain besar, dengan memecah monera menjadi 3 kingdom Archaea Organisme dengan susunan sel seperti bakteri tapi berbeda secara kimiawi dan biasa tinggal di area suhu tinggi atau air bakteriEukarya Selnya bersifat eukariotik alias punya nukleus. Kalau dibagi jadi 3 domain, trus kingdom-kingdom selain Monera ke mana? Jangan khawatir, kingdom-kingdom itu udah dimasukin ke domain Eukarya kok. Jadi, domain Eukarya berisi kingdom Protista, Plantae, Animalia, dan Fungi. Three domain system Arsip Zenius Nah, dari semua klasifikasi di atas, pada dasarnya semua organisme di atas punya nenek moyang berupa sel yang sama. Dalam bahasa Inggris, kita bisa sebut sel ini LUCA Last Universal Common Ancestor. Tapi, berkat adanya klasifikasi, kita bisa lihat hubungan kekerabatan mereka. Baca Juga Ciri dan Klasifikasi Lengkap Makhluk Hidup Apa itu Binomial Nomenklatur? Setelah tahu klasifikasi dan taksonomi organisme, sekarang kita bakal bahas topik utama kita, yakni binomial nomenklatur. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan binomial nomenklatur? Binomial nomenklatur adalah sistem penamaan hewan dan tumbuhan menggunakan dua kata, yang merujuk pada genus untuk kata pertama, dan spesies pada kata kedua. Genus dan spesies itu apa? Jadi, setelah kita mengklasifikasikan makhluk hidup pakai three domain system tadi, kita kelompokkan lagi secara berjenjang dengan kategori sebagai berikut Domain Merujuk ke Three Domain System tadi, kita kenal ada 3 kingdom, yakni Archaea, Bacteria, dan Eukarya. Kingdom Kingdom merupakan klasifikasi lebih lanjut dari organisme-organisme yang ada di suatu domain. Saat ini, kita mengenal adanya 5 kingdom, yakni Animalia, Plantae, Fungi, Protista, dan Monera. Filum atau Divisi Kingdom Animalia dan Plantae dibagi lagi nih ke dalam pengelompokan lebih spesifik, yang namanya filum untuk hewan dan divisi untuk tumbuhan. Di dalam filum dan divisi ada apa aja? Elo bisa lihat di tabel berikut Tabel anggota divisi dan filum dalam binomial nomenklatur Kelas Kelas merupakan penyusun dari filum maupun divisi. Misalnya elo ngambil filum Chordata, nah di dalam filum itu tuh ada kelas hewan-hewan bertulang belakang vertebrata seperti mamalia, aves, reptil, dan ikan. Ada juga nih kelas hewan yang tidak bertulang belakang invertebrata seperti protozoa dan mollusca. Ordo Ordo merupakan tingkatan takson di bawah kelas. Kita ambil contoh mamalia, nah dalam mamalia ada 8 ordo, yakni Marsupialia, primata, karnivora, Insectivora, Monotremata, Chiroptera, Rodentia, dan Lroboscidae. Famili Di bawah ordo, ada takson famili. Tentunya, takson ini merupakan pecahan dari salah satu ordo yang udah gue sebutin tadi. Kita ambil contoh karnivora, ya. Dalam karnivora, ada 12 famili, di antaranya ada Ursidae beruang-beruangan, Canidae anjing dan spesies yang serupa, Felidae kucing-kucingan, dan sebagainya. Genus Genus merupakan takson di bawah famili yang nantinya bakal dipakai buat penamaan binomial nomenklatur. Kita ambil contoh famili Ursidae. Nah, dalam famili tersebut ternyata ada beruang genus Ursus dan panda genus Ailuropoda. Spesies Spesies merupakan takson paling bawah sekaligus paling spesifik. Contohnya adalah Ursus americanus yang merupakan bagian dari genus Ursus. Spesies punya ciri khas bisa saling kawin dan menghasilkan keturunan. Setelah elo tahu urutan takson-takson, yuk, simak aturan penulisan binomial nomenklatur! Baca Juga Klasifikasi Lengkap Kingdom Animalia Cara penulisan binomial nomenklatur yang benar adalah dengan menggunakan dua kata. Kata pertama pada sistem binomial nomenklatur menunjukkan nama genus, sedangkan kata kedua merupakan nama spesies. Selain itu, ada beberapa aturan yang harus diperhatikan Huruf pertama pada genus menggunakan huruf kapital, sedangkan huruf pertama pada nama spesies menggunakan huruf ilmiah yang digunakan harus merupakan bahasa Latin atau bahasa non-Latin namun ditulis seperti bahasa Latin. Misalnya, Durio zibethinus durian.Jika diketik dengan komputer, maka kedua kata tersebut harus ditulis miring italic dan apabila ditulis tangan maka harus nama spesiesnya terdiri dari 2 kata, maka kata kedua dan selanjutnya dapat digabung atau diberi tanda strip -. Contoh binomial nomenklaturnya adalah pada nama bunga sepatu, yakni Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus ingin mencantumkan nama penemu hewan atau tumbuhan tersebut, maka harus diletakkan di belakang nama spesies baik dalam bentuk nama singkatan atau bisa juga secara lengkap. Syaratnya, nama tersebut tidak dicetak miring, tidak digarisbawahi, dan ditulis dengan awalan huruf kapital. Tujuan Binomial Nomenklatur Sebagai tambahan informasi, pencetus binomial nomenklatur adalah Carrolus Linnaeus pada tahun 1735. Adapun tujuan dari pembuatan metode ini bisa elo lihat pada gambar berikut Tujuan binomial nomenklatur Baca Juga Ciri dan Klasifikasi Lengkap Kingdom Plantae Contoh Soal Setelah nyimak pembahasan di atas, tentu kurang menantang rasanya kalau elo nggak coba ngerjain contoh soal binomial nomenklatur. Nah, coba deh elo pecahin 2 soal yang gue kasih di bawah ini Pada contoh di bawah ini, penulisan binomial nomenklatur yang benar adalah… A. Crocodylus porosus, Mangifera Indica B. Evodia suaveolens, Musa paradisiaca L. C. Anoa quarlesi, Oryza Sativa, D. Amorphpophallus-titanium,Tectona grandis Jawaban B Pembahasan Jawaban dari soal di atas adalah opsi B. Kok bisa? Soalnya nama-nama ilmiah di opsi B udah memenuhi aturan-aturan penulisan yang udah gue jabarin di atas. Penulisan Evodia suaveolons memenuhi aturan nama genus ditulis kapital, spesies dengan huruf kecil. Sedangkan penulisan Musa paradisiaca L. juga ditulis dengan format serupa ditambah dengan singkatan “L” dari “Linn”, merujuk ke nama ahli botani yang mengklasifikasikan spesies pisang, Carl Linnaeus. 2. Berikut ini yang bukan merupakan ketentuan sistem binomial nomenklatur adalah… A. Harus diketik menggunakan komputer dengan format huruf miring atau digaris bawahi. B. Kata pertama diawali dengan huruf kapital dan kata kedua diawali dengan huruf kapital dan kata kedua diawali dengan huruf kecil. C. Jika nama spesiesnya terdiri dari 2 kata, maka kata kedua dan selanjutnya dapat digabung atau diberi tanda strip -. D. Kata pertama merupakan nama genus sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis. Jawaban A Pembahasan Yang bukan merupakan ketentuan sistem binomial nomenklatur adalah opsi A karena penulisan binomial nomenklatur dapat menggunakan tulisan tangan namun dengan syarat harus digarisbawahi dan tidak dalam huruf miring. Itu tadi penjelasan dari gue terkait apa itu binomial nomenklatur, aturan, contoh, dan cara penulisannya. Elo juga bisa simak materi ini dalam bentuk video dengan cara klik banner di bawah ini Oh iya, gue juga mau ajak elo buat belajar biologi dengan lebih mendalam bareng tutor berpengalaman yang cara ngajarnya asyik banget. Caranya gampang banget, elo cukup download aplikasi Zenius, trus pilih paket belajarnya di sini. Nantinya, elo juga bakal dapet banyak contoh soal latihan biar jadi makin jago. Yuk, gabung sekarang! Klasifikasi Makhluk Hidup Biologi SMA Kelas 10 Biar makin mantap lagi, Zenius punya beberapa paket belajar yang bisa lo pilih sesuai kebutuhan lo. Di sini lo nggak cuman mereview materi aja, tetapi juga ada latihan soal untuk mengukur pemahaman lo. Yuk langsung aja klik banner di bawah ini! Ditulis oleh Ardalena Romantika, bagian dari Kampus Merdeka Editor Selli Nisrina Faradilaitunomenklatur binomial Ini adalah sistem yang digunakan oleh komunitas ilmiah untuk memberikan nama dua kata untuk setiap organisme hidup. Itu diciptakan oleh Carl Linnaeus pada abad kedelapan belas, dan sejak awal telah digunakan di semua cabang ilmiah biologi untuk secara seragam mengidentifikasi berbagai spesies. Aturan Nomenklatur Binomial Nomenklatur adalah sistem penamaan dua istilah yang menggunakan dua kata yang berbeda untuk nama spesies, tumbuhan, hewan dan organisme hidup. Binomial Nomenklatur juga dikenal sebagai Nomenklatur Biner. Dua istilah ini terdiri dari nama generik yang merupakan genus kategori dari spesies itu, dan nama spesifik yang menunjukkan spesies itu sendiri. Sistem penamaan dua istilah ini juga dapat menggunakan beberapa bahasa lain untuk membuat nama ilmiah tersebut. Nama-nama ilmiah ini unik dan membantu dalam mengidentifikasi organisme di mana pun di dunia. Pada tahun 1730an ada ilmuwan yang bernama Carolus Linnaeus geram melihat penamaan tumbuhan yang nampak kacau. Contohnya bunga mawar diberikan nama yang cukup rumit dan banyak versi Rosa sylvestris inodora seu canina atau Rosa sylvestris alba cum rubore folio glabro. Rumit bukan? Melihat fenomena ini, Linnaeus membuat sebuah sistem penamaan atau tata nama yang akhirnya memudahkan kita untuk mengenal makhluk hidup dan menjadi solusi atas kerumitan yang dia rasakan. Tata nama yang dibuat Linnaeus akhirnya disepakati oleh para ilmuwan dan digunakan hingga saat ini. Tata nama tersebut memiliki nama Binomial Nomenklatur. Linnaeus memperkenalkan sistem penamaan ilmiah yang disebut tata nama ganda atau binomial nomenklatur. Setiap nama makhluk hidup terdiri atas dua kata. Aturan penulisan Binomial Nomenklatur adalah Penamaan menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan Kata pertama menunjukkan genus atau kedua menunjukkan spesies. Contoh Zea mays jagung, Zea = genus, mays = spesies Kata pertama dimulai dengan huruf kapital dan kata kedua ditulis dengan huruf kecil Nama spesies ditulis dengan huruf yang berbeda dengan huruf yang ada disekitarnya, misal dengan digarisbawahi secara terpisah atau dicetak miring. Contoh Oryza sativa atau Oryza sativa padi. Jika kata penunjuk spesies terdiri atas dua kata atau lebih, digunakan tanda hubung. Contoh Hibiscus rosa-sinensis kembang sepatu Nama spesies dapat diakhiri dengan notasi author orang yang memberi nama Latin spesies tersebut. Contoh Oryza sativa L. L. adalah singkatan dari Linnaeus Nama famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah akhiran -aceae untuk tumbuhan dan -idae untuk hewan. Contoh Solanum + -aceae = Solanaceae Canis + -idae = Canidae Pemberian nama divisi, kelas, dan ordo untuk tumbuhan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tingkat Takson Penambahan Contoh Divisio + -phyta Spermatophyta Tumbuhan berbiji Kelas + -opsida Magnoliopsida, Liliopsida Ordo + -ales Magnoliales, Laurales Dalam biologi, klasifikasi menjadi hal yang sangat penting. Ada ribuan sampai jutaan spesies, sehingga mengelompokkan organisme ke dalam kategori yang tepat dapat menjadi tugas yang sulit. Untuk membuatnya lebih mudah bagi semua ilmuwan dapat memahaminya, sistem klasifikasi harus dikembangkan. Tata nama dalam biologi telah mengalami perubahan berkali-kali semenjak manusia mencatat berbagai jenis organisme. Plinius dari masa Kekaisaran Romawi telah menulis sejumlah nama tumbuhan dan hewan dalam ensiklopedia yang dibuatnya dalam bahasa Latin. Sistem penamaan organisme selanjutnya selalu menggunakan bahasa Latin dalam tradisi pencatatan Eropa. Hingga sekarang sukar dijumpai sistem penulisan nama organisme yang dipakai dalam tradisi Arab atau Tiongkok. Kemungkinan dalam tradisi ini penulisan nama menggunakan nama setempat nama lokal. Keadaan berubah setelah cara penamaan yang lebih sistematik diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus atau Carl von Linne yang disebut “Bapak Taksonomi” dalam buku yang ditulisnya, Systema Naturae Sistematika Alamiah. Tata nama binomial atau binomial nomenklatur merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme makhluk hidup yang terdiri dari dua kata binomial berarti dua nama’ dari sistem taksonomi biologi, dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya Carolus Linnaeus, namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah nama ilmiah’ scientific name. Awam seringkali menyebutnya sebagai “nama latin” meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi disebut deskriptor lalu dilatinkan ataupun dari bahasa Latin sendiri. Carolus Linnaeus memilih penggunaan bahasa Latin untuk penamaan karena dari masa ke masa hingga saat ini, bahasa Latin tidak mengalami perubahan maupun perkembangan, melainkan tetap. Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi Tata Nama Botani ICBN bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi ICZN bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota ICNP. Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya Peraturan Internasional bagi Tata Nama Tanaman Budidaya, ICNCP. Binomial Nomenklatur Mungkin kontribusi tunggal terbesar yang dibuat Linnaeus untuk ilmu adalah metodenya penamaan spesies. Metode ini, yang disebut binomial nomenklatur, memberikan masing-masing nama spesies dengan dua kata Latin yang unik terdiri dari nama genus dan nama spesies. Contohnya adalah Homo sapiens, dua kata nama Latin untuk manusia. Secara harfiah berarti “manusia yang bijaksana.” Ini adalah mengacu pada otak besar kita. Mengapa memiliki dua nama ini begitu penting? Hal ini mirip dengan orang yang memiliki nama pertama dan terakhir. Anda mungkin tahu beberapa orang dengan nama pertama Michael, tapi nama belakang ditambahkan ke Michael biasanya diberi garis bawah yang menunjukan persis siapa yang Anda maksud. Dengan cara yang sama, memiliki dua nama unik yang mengidentifikasi spesies. Pengertian Binomial Nomenklatur. Binomial Nomenklatur adalah sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi semua organisme di Bumi, dari gajah sampai pada ganggang. Nama binomial atau nama ilmiah mengidentifikasi organisme melalui genus dan spesies, untuk memastikan bahwa semua orang mengerti organisme mana yang sedang dibahas. Binomial Nomenklatur cocok cocok digunakan dalam taksonomi untuk skala besar, ilmu pengelompokkan organisme hidup telah menugaskan kepada mereka untuk memahami sifat hubungan dan perbedaan antara mereka. Nama ilmiah dari suatu organisme dapat dianggap nama definitif, dengan nama ilmiah yang dipahami oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Anda juga dapat mendengar nama-nama ilmiah yang disebut sebagai “nama Latin,” dalam referensi ke banyaknya penggunaan Latin dalam taksonomi. Namun, juga hal yang biasa jiga melihat nama Latin, biasanya menghormati orang yang menemukan organisasi, atau daerah di mana ia ditemukan, misalnya, Branta canadensis adalah Goose Kanada. Bahasa Yunani juga digunakan dalam nama ilmiah, sering campur aduk dengan bahasa Latin karena pengaruh beberapa sarjana tempo dulu. Sejarah Binomial Nomenklatur. Sistem tata nama binomial dikembangkan oleh Carolus Linnaeus, seorang ilmuwan abad ke-18 yang berusaha untuk menyusun alam dengan sistem taksonomi. Berbagai sistem taksonomi telah digunakan sebelum titik ini, tapi Linnaeus membangun secara fleksibel, mudah untuk menggunakan sistem juga mengcakup dengan cepat. Taksonomi sebenarnya sebagian besar masih dilakukan dengan disiplin sampai abad ke-19, ketika orang mulai menetapkan kode dan organisasi untuk mengawasi bidang taksonomi. Ketika organisme baru ditemukan, mereka melaporkan organisasi ini untuk memastikan bahwa penemuan ini, pada kenyataannya adalah baru, yang memungkinkan nama baru yang akan dihasilkan. Hal ini dapat membantu untuk mengetahui tentang beberapa konvensi yang digunakan dalam hal binomial nomenklatur. Sebagai contoh, nama ilmiah selalu diberikan dengan genus yang dikapitalisasi, huruf miring, seperti ini Genus spesies. Dalam jurnal ilmiah, penghargaan diberikan kepada orang yang menemukan organisme dalam tanda kurung setelah daftar pertama dari nama ilmiah, seperti ini Contoh hewan Jones, 1997. Ketika nama umum dari suatu organisme diberikan, nama ilmiah berikut dalam tanda kurung, seperti dalam contoh ini “The Common Wombat Vombatus ursinus tinggal di Australia.” Nama genus selalu disebutkan, kecuali jika Anda menyebutkan nama ilmiah suatu organisme lebih dari sekali dalam dokumen tertulis atau penulisan ilmiah, dalam hal ini Anda dapat mengubahnya menjadi sebuah awal, seperti ini “Makhluk biologis dari Atlantik yaitu cumi-cumi raksasa Architeuthis dux belum sepenuhnya dipahami, tetapi para ilmuwan berharap bahwa penelitian lebih lanjut dari A. dux dan sepupunya, cumi-cumi raksasa Selatan A. sanctipauli akan menghasilkan informasi lebih lanjut tentang makhluk-makhluk yang menarik”. Penggunaan nama yang umum seperti” E. coli ” lebih disukai oleh konvensi binomial nomenklatur, yang para ilmuwan sepakat mengacu pada Escherichia coli yang ditulis dalam tiap diskusi bakteri yang menarik ini. Dalam zoologi, taksonomi diawasi oleh International Commision Zoological Nomenclature ICZN, yang setara dengan botani, bakteri, dan virus. Kelompok-kelompok ini semuanya menerapkan aturan khusus dan kode untuk nama-nama ilmiah yang mereka awasi, memastikan keseragaman dalam bidang mereka. Taksonomi juga tidak berarti harga mati, organisme dapat bergerak di antara genera, misalnya, sebagai informasi lebih lanjut dikumpulkan tentang mereka. Penyebutan autoritas. Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama diikuti oleh “autoritas” – suatu cara penyebutan untuk orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di antara bidang zoologi dan botani termasuk mikologi. Nama autor ditulis di belakang nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di bidang zoologi dalam bentuk nama akhir nama keluarga diikuti oleh tanggal boleh hanya tahun publikasi. Di bidang botani, ICBN menggunakan singkatan nama terdaftar dan mengabaikan tanggal hal ini dulu pernah digunakan pula di bidang zoologi. Apabila nama awal diganti, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem tata nama menggunakan tanda kurung parentesis yang mengapit autor awalnya. Contoh penyebutan autoritas tumbuhan Amaranthus retroflexus L. – “L.” adalah singkatan baku untuk “Linnaeus”. tumbuhan Hyacinthoides italica L. Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides. hewan Passer domesticus Linnaeus, 1758 – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya. Tatanama Trinomial Penamaan biologi dapat diperluas hingga tingkat di bawah spesies subspesies. Dalam zoologi penamaan ini disebut “trinomen” sedangkan di bidang botani penamaan ini disebut “trinomial”. Tatanama Tumbuhan. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan identifikasi, pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi. Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia tentang apa yang dimaksud. Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya. Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah taksa yang jenjang tingkatnya berurutan. Tingkat jenis species merupakan dasar dari seluruh takson yang ada. Nama-nama takson di atas tingkat suku familia diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua warga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya. Nama suku familia merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae. Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dalam cara sembarang. Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin. Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan.
Sistemklasifikasi hierarkis; Sistem Binomial Nomenklatur; Baca juga: Kingdom Animalia: Klasifikasi dan Ciri-ciri. Berikut ini penjelasan singkatnya: Sistem Klasifikasi Linnaean. Mengutip Study, taksonomi adalah ilmu yang fokus pada penamaan dan pengklasifikasian atau pengelompokan organisme. Klasifikasi makhluk hidup menjadi langkah penting