4 Bagaimana sikap Yesus perihal membayar pajak? 4 Hanya tiga hari sebelum penangkapan Yesus, orang-orang Farisi berupaya menjebak Yesus untuk mengatakan sesuatu yang memberatkan dirinya sendiri perihal membayar pajak. Tetapi ia berkata, "Perlihatkan kepadaku sebuah dinar [uang logam Romawi]. Gambar dan tulisan siapakah yang ada padanya?"

Claudia Jessica Official Writer Istilah Pemungut Cukai kerap muncul dalam Alkitab Perjanjian Baru. Sebanyak 21 ayat menulis tentangnya. Lalu mengapa kehadirannya menjadi kontroversi bagi masyarakat Yahudi? Adakah yang salah dengan pekerjaan tersebut? Dan tokoh Alkitab mana saja yang hidupnya terkait dengan pemungut cukai. Alkitab menyarankan membayar Pajak Dikutip dari website mengatakan bahwa pajak merupakan iuran wajib yang dibayar rakyat kepada negara tanpa kontraprestasi secara langsung dan akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Dari perolehan pajak sebagai sumber pendapatan negara, maka negara bisa melakukan pembiayaan untuk pengeluaran dan pembangunan negara. Hal ini juga bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dalam perkembangan ekonomi negara Alkitab pun memberikan gambaran mengenai aktivitas pajak di tengah bangsa Yahudi. Beberapa ayat menulis agar orang Yahudi memberikan pajak pada pemerintah. Salah satu diantaranya terdapat dalam Matius 22 17-21. Ketika orang Farisi bertanya kepada Yesus sebuah pertanyaan. “Katakanlah kepada kami pendapat-Mu Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?.... Lalu kata Yesus kepada mereka "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."” ayat 17 & 21 Selain itu beberapa ayat lainnya juga menyarankan untuk membayar pajak, diantaranya Roma 13 7, Lukas 20 24 dan Markus 12 17. Pemungut Cukai merupakan jenis Pekerjaan Pajak merupakan salah satu pemasukan penting bagi pemerintahan Romawi. Berbicara mengenai pajak dalam Alkitab tidak bisa dipisahkan dari Pemungut Cukai. Pemungut cukai merupakan orang-orang yang bertugas mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi untuk diserahkan kepada pemerintah Romawi di Palestina sekitar abad pertama. Dengan demikian, pemungut cukai adalah petugas pajak, dan merupakan salah satu jenis pekerjaan di masyarakat Yahudi waktu itu. Seorang pemungut cukai bukanlah orang sembarangan. Mereka harus memiliki keahlian jika ingin duduk dalam posisi tersebut. Mereka harus memiliki kemampuan menulis, membaca, dan berhitung. Selain itu, mereka harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi atau berhubungan dengan orang-orang, baik pejabat pemerintahan maupun rakyat biasa. Pemungut cukai berasal dari masyarakat biasa dan bukan pejabat yang masuk dalam struktur pemerintah romawi. Karena mereka berasal dari masyarakat, maka mereka dituntut untuk tidak terlalu menindas rakyat sendiri, sekaligus menghindar dari pejabat pemerintah yang korup. Profesi yang dibenci orang Yahudi Kewajiban masyarakat Yahudi dalam membayar pajak kepada pemerintah asing bukanlah hal baru. Kegiatan ini sudah ada sejak pemerintahan Babel dan zaman Persia Ezr 413,20, 724. Meskipun profesi pemungut cukai memiliki banyak keahlian dan berasal dari orang-orang Yahudi, namun para pemungut cukai tetap dianggap sebagai pengkhianat oleh masyarakat Yahudi, apalagi jika pemungut cukai terlalu berlebihan dalam menarik pajak yang bertujuan untuk memperkaya diri mereka sendiri. Setidaknya ada tiga hal yang membuat para pemungut cukai dibenci oleh orang Yahudi. - Yang pertama, ditariknya pajak dibenci oleh rakyat sebab memberatkan mereka. - Kedua, Pemungut cukai menarik pajak untuk pemerintah Romawi yang dianggap musuh oleh rakyat Yahudi. Sikap kebencian itu semakin dipertajam lagi dengan pandangan negatif orang-orang Yahudi bahwa pemungut cukai adalah antek dari penjajah Romawi. - Ketiga, cara yang digunakan para pemungut cukai untuk menarik pajak sangat kejam dan tidak adil, karena itulah para pemungut cukai dikatakan sebagai orang berdosa. Dalam beberapa bagian Kitab Injil juga menuliskan bahwa masyarakat Yahudi memiliki pandangan yang negatif terhadap para pemungut cukai Markus 213-17, Mat 2131 dan Lukas 191-10. Pergaulan dengan mereka dipandang sebagai sebuah sandungan. Yesus dan Pemungut Cukai BACA HALAMAN SELANJUTNYA ->Yesus dan Pemungut Cukai Pemungut cukai dapat dikatakan sebagai kelompok orang yang secara khusus dihina dan dibenci oleh masyarakat. Yesus pun sering menggambarkan pemungut cukai yang serakah sebagai contoh khas sikap egoistis Mat 5 46. Meski sering disebut perampas dan berbudi rendah, namun Yesus menyambut para pemungut cukai yang rindu untuk mendengarkan firmanNya. Markus 215 dan Lukas 151 menuliskan bahwa pemungut cukai kerap hadir dalam pelayanan Yesus dan mendengar apa yang Yesus sampaikan. Menarik jika mengetahui bahwa salah satu dari murid Yesus adalah seorang pemungut cukai. Dia adalah Matius yang disebut juga sebagai Lewi Markus 213-17, salah satu dari penulis kitab Injil. Tidak dapati sesuatu yang spektakuler atau terdapat mujizat besar pada saat Matius dipanggil menjadi rasul, namun kemuliaan panggilan justru terdapat pada Siapa yang memanggil dan seperti apa respon orang yang dipanggil. Berikutnya ada Zakheus, kepala pemungut cukai, yang mau membuka pintu rumahnya untuk Yesus Lukas 191-10. Rumah Zakheus sebagai orang kaya tentunya indah, namun dia bukannya bangga, melainkan malu dan tersentuh ketika Yesus mau datang dan singgah di rumahnya. Untuk membalas budi atas perhatian Yesus padanya, maka Zakheus memperlihatkan perubahan hati dan sikapnya, khususnya dalam melihat Yesus yang dipanggilnya sebagai "Tuhan". Disinilah pertobatan Zakheus yang semula dianggap berdosa karena memiliki pekerjaan pemungut cukai yang selalu dianggap korupsi, kemudian berubah hati dengan keinginannya akan membagikan harta miliknya kepada orang miskin, bahkan membayar empat kali lipat bila dia telah memungut pajak berlebih dari orang lain. Kehadiran dan pelayanan Yesus mengguncangkan kehidupan bermasyarakat di tanah Palestina. Yesus sering berkumpul bahkan duduk makan bersama-sama pemungut cukai dan perempuan sundal. Ia suka berkata, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, melainkan orang yang sakit. … karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” Sumber jawaban channel Halaman Tampilkan per Halaman
DalamPL, mezbah menjadi suatu ingatan penting bahwa manusia membutuhkan Tuhan, menyatakan kehadiran Tuhan dan harus menyembah Tuhan. Manusia harus sadar dirinya adalah ciptaan dan membutuhkan Allah Pencipta, dan sebagai wujud respons manusia kepada Sang Pencipta, manusia mendirikan mezbah dengan memberikan korban-korban persembahan yang menyenangkan Tuhan.
Jakarta, - Staf Khusus Menteri Keuangan Menkeu Yustinus Prastowo mengungkapkan, selama ini masih ada anggapan kalau wajib pajak hanyalah orang-orang yang bekerja kantoran atau pekerja formal. Sementara untuk pekerja informal atau pelaku usaha mikro, kecil dan menengah UMKM, ada anggapan kalau mereka tidak perlu memiliki nomor pokok wajib pajak NPWP dan membayar pajak. "Ada persepsi seperti itu, seolah-olah kalau saya pelaku UMKM, tidak perlu bayar pajak, bahkan tidak perlu memiliki NPWP. Ini memang menjadi tantangan bagi kita untuk terus melakukan edukasi," kata Yustinus Prastowo dalam acara "Rilis Indikator Persepsi dan Kepatuhan Masyarakat Membayar Pajak" yang disiarkan secara daring, Minggu 31/7/2022. Dalam survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, secara umum hanya sekitar 27,5% yang memiliki NPWP. Dari yang memiliki NPWP, sekitar 52,4% pernah menyampaikan SPT pajak, dan 62% mengaku membayar pajak baik secara langsung atau melalui perusahaan tempat bekerja. Kemudian di kelompok yang berpendapatan lebih dari Rp 4 juta per bulan, kepemilikan NPWP lebih banyak mencapai 43%. Begitu juga yang menyampaikan SPT pajak dan yang membayar pajak. Survei ini melibatkan sebanyak responden. Yustinus melanjutkan, selama kepatuhan pajak belum tinggi, jangan pernah berharap penerimaan pajak yang optimal. Sehingga penting untuk terus membangun kepatuhan pajak. "Perlu membangun awareness atau kesadaran masyarakat agar semakin paham mengenai kewajiban perpajakan dan pentingnya membayar pajak. Di sisi lain juga membangun otoritas pajak yang kredibel, terpercaya, sehingga orang-orang secara sukarela mau membayar pajak," kata Yustinus. Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal di kesempatan sebelumnya juga mengungkapkan, optimalisasi pajak saat ini masih menjadi tujuan utama kebijakan fiskal. Apalagi selama beberapa tahun terakhir, tren tax ratio atau rasio penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto PDB masih belum optimal. Kementerian Keuangan mencatat, tax ratio Indonesia di tahun 2021 mencapai 9,11% terhadap PDB. "Secara umum, tax ratio kita memang mengalami tekanan yang cukup besar sejak 2011. Dari waktu ke waktu, terlihat tren penurunan yang relatif stabil, walaupun secara nominalnya tidak banyak," kata Yon Arsal. Arsal menyampaikan, secara teoritis, struktur tax gap terdiri dari policy gap dan compliance gap. Dari sisi policy gap, terdapat faktor expenditure gap dalam bentuk belanja perpajakan, misalnya pembebasan pajak untuk produk kebutuhan pokok, dan efficiency gap atau adanya aturan yang belum optimal. Sementara itu, compliance gap lebih banyak dipengaruhi faktor administrasi otoritas pajak. "Dari dua sisi ini, kita lihat bahwa tax ratio kita masih cukup menantang. Di sisi satu, kita melihat ada kenaikan di 2021 dari 8,33% di 2022 menjadi 9,11% di 2021 dan insyaallah nanti di 2022 kita akan terus memperlihatkan peningkatan yang signifikan. Kemudian di sisi lain tentu ada berbagai pilihan kebijakan yang kita ambil dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tetap memperhatikan penerimaan yang sustainable," kata Arsal. Sumber Saksikan live streaming program-program BTV di sini Restitusi Pajak hingga April 2023 Tembus Rp 60,9 Triliun EKONOMI DJP Perkuat Integrasi Data Wajib Pajak dengan Ditjen Dukcapil EKONOMI Percepatan Restitusi Dinilai Tak Berdampak Negatif pada Penerimaan Pajak EKONOMI Pajak Fasilitas Kantor Berlaku Mulai Juni 2023 EKONOMI Wapres Ma'ruf Amin Zakat dan Pajak Sama Pentingnya dalam Mengentaskan Kemiskinan EKONOMI Hingga Maret 2023, Penerimaan Pajak Naik Jadi Rp 432,2 T EKONOMI
SearchResults for: siapa yang harus membayar pajak. Akuntansi, Artikel. Pengaruh Kegiatan Akuntansi terhadap Perhitungan Pajak Penghasilan Badan. Saat membuat planning dan dokumentasi implementasi ke dalam bentuk workpaper, selalu dicantumkan mengenai "audit purpose of the workpaper". Secara garis besar, ini adalah jenis-jenis audit

cindyybatubara cindyybatubara Bahasa lain Sekolah Menengah Pertama terjawab Lah Lu juga cari di sini maksud jawabannya yg benar itu rakyat2 raja raja dunia Kok kagak di jawab sih anying Kok ada yang kelas 6a w juga kelas 6a Iklan Iklan Vonnyms31 Vonnyms31 Jawabaniya benar pemungut bea bait allahPenjelasan kok endak sesuai Iklan Iklan Pertanyaan baru di Bahasa lain jelaskan pentingnya sikap syukur dan sabar dalam kehidupan sehari-hari​ kak, tolong tulisin contoh tanda tangan nama "Lia" please bentar lagi lulus harus tanda tangan tapi aku ga bisa​ Sebut dan jelaskan zat zat sisa metabolisme yabg harus di keluarkan dari tubuh Sifat-sifat Allah yang terkandung dalam ayat Al-kursi Apa basa aksara Jawa nya "aku maca layang" Sebelumnya Berikutnya Iklan

Perhatikanjuga maksud perumpamaan Yesus tentang Orang Samaria yang Murah Hati dalam Lukas 10. Siapakah yang akhirnya masuk Sorga dari antara seorang Imam, seorang Lewi dan seorang Samaria? harus membayar uang pintu Rp. 20,000. Di sini apa-apa harus membayar. Kita juga diijinkan menggunakan HP, tapi juga harus membayar pajak" "Untuk makan Claudia Jessica Official Writer Anda pasti pernah mendengar ungkapan orang bijak taat pajak. Membayar pajak adalah bentuk cinta tanah air dan juga ketaatan kita pada pemerintah. Tahukah Anda bahwa pajak bukanlah produk kebijakan dalam sistem pemerintahan modern. Pajak atau dalam istilah lama yang disebut upeti, sudah dikenal oleh pemerintahan berbagai bangsa sejak dulu, termasuk kerajaan-kerajaan yang disebut dalam Alkitab. Apa saja Fakta Alkitab tentang pajak? Pajak di Perjanjian Lama Dalam Kejadian 14 terdapat kisah bagaimana Raja Sodom dan sejumlah sekutunya bangkit melawan Kerajaan Elam, yang dipimpin oleh Kedorlaomer. Raja Sodom dan sekutunya telah mengalami penjajahan yang dilakukan Raja Kedorlaomer selama 12 tahun. Gerakan pemberontakan tersebut juga mendapat bantuan oleh Abraham karena memiliki kepentingan untuk membebaskan Lot, keponakannya yang ditahan oleh Kedorlaomer. Abraham berhasil mengalahkan Kedorlaomer. Selanjutnya, Raja Sodom menawarkan sejumlah harta benda kepada Abraham yang kemudian ditolak. Tawaran ini bisa dipandang sebagai upeti. Pembayaran pajak atau upeti pada masa itu memang biasa terjadi antara bangsa penjajah dan jajahannya. Raja Sodom sudah mengalami hal itu selama 12 tahun dijajah oleh Kedorlaomer. Kemudian, Raja Sodom menganggap Abraham lebih kuat karena ia bisa menaklukkan Kedorlaomer sehingga Raja Sodom menawarkan upeti. Pajak Menyelamatkan Mesir dari Bencana Kelaparan Selama 7 Tahun Pada zaman perjanjian lama, Pajak juga berfungsi meningkatkan pendapatan negara dan menjamin ketersediaan dana atau tabungan jika negara mengalami situasi darurat. Peristiwa kelaparan 7 tahun di Mesir berhasil diatasi oleh kebijakan pajak selama 7 tahun kelimpahan. Yusuf menetapkan pemungutan pajak sebesar seperlima dari hasil pertanian dan perkebunan di seluruh Mesir selama 7 tahun kelimpahan Kejadian 4134 Tujuan penerapan pajak dari negara penjajah pada bangsa jajahannya antara lain untuk memperlemah dan mempermiskin Negara taklukan. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab orang Israel diam-diam memiliki keberatan tersendiri soal pajak pada jaman Perjanjian Baru. Mereka merasa bahwa Penjajah Romawi menekan Bangsa Yahudi lewat kebijakan pajak. Oleh karena itu mereka sangat antipati pada bangsa Yahudi yang menjadi agen atau pemungut pajak untuk kepentingan Romawi. BACA JUGA Bayar Pajak Juga Jadi Kewajiban Orang Kristen, Ini Alasan Alkitabiahnya… Pemungut Pajak yang Dikucilkan Alkitab mencatat dua orang Yahudi pemungut cukai atau petugas pajak yang akhirnya mengikut ajaran Yesus. Pertama, Zakheus. Dia adalah pemimpin atas beberapa pemungut cukai dan memiliki kantor di Yerikho Lukas 191, 2. Kedua, Matius, yang kemudian menjadi salah satu dari 12 Murid Yesus Matius 103. Bangsa Yahudi memandang rendah golongan pemungut pajak. Mereka dianggap tidak cinta tanah air karena bekerja bagi kepentingan bangsa penjajah Romawi. Mereka juga disebut najis karena berhubungan erat dengan orang-orang non-Yahudi atau kafir. Sehingga tak mengherankan pemungut pajak dimasukkan dalam golongan para pendosa, setara dengan para pelacur Matius 2132. Yesus dan Pajak BACA HALAMAN SELANJUTNYA -> Sumber jawaban channel Halaman 12Tampilkan Semua Thisresearch aims to investigate the factors that influence the behavior intensity taxpayer for using e-Filing Taxpayers, particularly Private People in the city of Surakarta and Sukoharjo. The variables used in this research is the dependent variable that is intensity of Taxpayer behavior in using eFiling, while the independent variable used is the perception of usefulness, simplicity Claudia Jessica Official Writer Istilah Pemungut Cukai kerap muncul dalam Alkitab Perjanjian Baru. Sebanyak 21 ayat menulis tentangnya. Lalu mengapa kehadirannya menjadi kontroversi bagi masyarakat Yahudi? Adakah yang salah dengan pekerjaan tersebut? Dan tokoh Alkitab mana saja yang hidupnya terkait dengan pemungut cukai. Alkitab menyarankan membayar Pajak Dikutip dari website mengatakan bahwa pajak merupakan iuran wajib yang dibayar rakyat kepada negara tanpa kontraprestasi secara langsung dan akan digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum. Dari perolehan pajak sebagai sumber pendapatan negara, maka negara bisa melakukan pembiayaan untuk pengeluaran dan pembangunan negara. Hal ini juga bisa membantu meningkatkan pendapatan masyarakat dalam perkembangan ekonomi negara Alkitab pun memberikan gambaran mengenai aktivitas pajak di tengah bangsa Yahudi. Beberapa ayat menulis agar orang Yahudi memberikan pajak pada pemerintah. Salah satu diantaranya terdapat dalam Matius 22 17-21. Ketika orang Farisi bertanya kepada Yesus sebuah pertanyaan. “Katakanlah kepada kami pendapat-Mu Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?.... Lalu kata Yesus kepada mereka "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."” ayat 17 & 21 Selain itu beberapa ayat lainnya juga menyarankan untuk membayar pajak, diantaranya Roma 13 7, Lukas 20 24 dan Markus 12 17. Pemungut Cukai merupakan jenis Pekerjaan Pajak merupakan salah satu pemasukan penting bagi pemerintahan Romawi. Berbicara mengenai pajak dalam Alkitab tidak bisa dipisahkan dari Pemungut Cukai. Pemungut cukai merupakan orang-orang yang bertugas mengumpulkan pajak dari masyarakat Yahudi untuk diserahkan kepada pemerintah Romawi di Palestina sekitar abad pertama. Dengan demikian, pemungut cukai adalah petugas pajak, dan merupakan salah satu jenis pekerjaan di masyarakat Yahudi waktu itu. Seorang pemungut cukai bukanlah orang sembarangan. Mereka harus memiliki keahlian jika ingin duduk dalam posisi tersebut. Mereka harus memiliki kemampuan menulis, membaca, dan berhitung. Selain itu, mereka harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi atau berhubungan dengan orang-orang, baik pejabat pemerintahan maupun rakyat biasa. Pemungut cukai berasal dari masyarakat biasa dan bukan pejabat yang masuk dalam struktur pemerintah romawi. Karena mereka berasal dari masyarakat, maka mereka dituntut untuk tidak terlalu menindas rakyat sendiri, sekaligus menghindar dari pejabat pemerintah yang korup. Profesi yang dibenci orang Yahudi Kewajiban masyarakat Yahudi dalam membayar pajak kepada pemerintah asing bukanlah hal baru. Kegiatan ini sudah ada sejak pemerintahan Babel dan zaman Persia Ezr 413,20, 724. Meskipun profesi pemungut cukai memiliki banyak keahlian dan berasal dari orang-orang Yahudi, namun para pemungut cukai tetap dianggap sebagai pengkhianat oleh masyarakat Yahudi, apalagi jika pemungut cukai terlalu berlebihan dalam menarik pajak yang bertujuan untuk memperkaya diri mereka sendiri. Setidaknya ada tiga hal yang membuat para pemungut cukai dibenci oleh orang Yahudi. - Yang pertama, ditariknya pajak dibenci oleh rakyat sebab memberatkan mereka. - Kedua, Pemungut cukai menarik pajak untuk pemerintah Romawi yang dianggap musuh oleh rakyat Yahudi. Sikap kebencian itu semakin dipertajam lagi dengan pandangan negatif orang-orang Yahudi bahwa pemungut cukai adalah antek dari penjajah Romawi. - Ketiga, cara yang digunakan para pemungut cukai untuk menarik pajak sangat kejam dan tidak adil, karena itulah para pemungut cukai dikatakan sebagai orang berdosa. Dalam beberapa bagian Kitab Injil juga menuliskan bahwa masyarakat Yahudi memiliki pandangan yang negatif terhadap para pemungut cukai Markus 213-17, Mat 2131 dan Lukas 191-10. Pergaulan dengan mereka dipandang sebagai sebuah sandungan. Yesus dan Pemungut Cukai BACA HALAMAN SELANJUTNYA -> Sumber jawaban channel Halaman 12Tampilkan Semua Akantetapi, itulah yang melahirkan kewaspadaan. Yang memunculkan sikap penuh ketegasan! Ketegasan dalam sikap, prinsip serta dalam nilai sangatlah penting. Siapapun pasti harus belajar untuk mencapainya. Sebab, jika tidak demikian, hidup tak ubah bagai sebuah jalan panjang penuh jeratan. Gambar dan Tulisan Kaiser (Foto: Kons Beo)
Jakarta - Leaflet tentang sosialisasi pajak berjudul “Yesus Juga Bayar Pajak” menuai kontroversi di media sosial. Direktorat Jenderal Pajak DJP Kementerian Keuangan merespons isu Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak Hestu Yoga Saksama mengatakan leaflet tersebut merupakan salah satu sarana sosialisasi pajak kepada umat beragama. Direktorat memanfaatkan berbagai sarana dan berusaha menjangkau sebanyak mungkin kalangan masyarakat, termasuk umat beragama. Salah satunya dengan membuat materi berupa leaflet sosialisasi pajak dari perspektif agama yang diakui di Indonesia."Leaflet Yesus Juga Bayar Pajak’ adalah dari perspektif agama Kristen," kata Hestu, seperti dilansir dari keterangan tertulis, Rabu, 11 Oktober 2017. Menurut dia, Direktorat juga membuat leaflet sosialisasi pajak dari perspektif agama Islam, Hindu, Buddha, dan berujar, materi-materi leaflet dari perspektif agama tersebut sudah ada sejak awal 2017. Leaflet telah banyak diedarkan saat sosialisasi kebijakan program amnesti Hestu, pembuatan leaflet itu melibatkan penulis buku dari masing-masing agama. Materi yang ada dalam leaflet tersebut juga disesuaikan dengan materi kesadaran pajak yang sudah dimasukkan ke dalam mata kuliah wajib umum MKWU pendidikan agama Islam, Kristen/Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu untuk pendidikan tinggi. "Semua itu dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman pajak di Indonesia," Direktorat Jenderal Pajak berharap sarana sosialisasi itu tidak menimbulkan masalah. Namun sejumlah netizen di Twitter membahas leaflet satunya akun fatufela. "Dlm Injil mana tertulis yesus bayar pajak... Anjurkan bayar pajak bnar... Penjelasannya," tulisnya."DJP menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat pihak yang merasa kurang nyaman dengan beredarnya leaflet tersebut," tutur FLORENTIN
1I8N. 340 467 35 226 246 194 413 405 141

menurut yesus siapakah yang harus membayar pajak